Kawan-kawanku yang baik…
Mungkin di antara kalian ada yang menerima foto-foto maupun video berisi orang-orang yang semaput/sekarat dan mungkin sudah meninggal, yang disebut-sebut meninggal karena terjangkit virus korona.
Foto dan videonya banyak beredar lewat media sosial, khususnya lewat aplikasi percakapan Whatsapp.
Saya juga dapatkan foto dan video semacam itu. Tapi sengaja tidak saya sebarkan ke mana-mana. Paling-paling saya kirimkan di grup kecil khusus kawan-kawan seprofesi sebagai bahan diskusi, minimal untuk mengecek faktanya seperti apa.
Ada foto orang terjatuh karena penyakit ayannya kumat dan tak ada orang berani menolong. Ada orang yang meninggal akibat serangan jantung. Ada juga orang pingsan karena belum makan dari pagi.
Ya, ada juga yang meninggal karena terjangkit virus korona.
Cobalah menahan diri untuk tidak ikut menyebarluaskan foto dan video semacam itu. Begitu pula dengan kiriman informasi yang enggak jelas asal-usul maupun sumbernya. Bertabayun, carilah klarifikasinya.
Terus, semisal informasinya benar bahwa itu foto maupun video itu berisi orang meninggal karena korona, apalah manfaatnya bagi diri kita dan orang lain.
Sebagai peringatan untuk waspada bagus, tapi kan sudah banyak informasi tentang betapa berbahaya dan mematikannya virus korona.
Saat ini, lebih baik kita kirimkan foto maupun video yang positif, yang bisa menginspirasi orang-orang untuk tetap optimistis melewati masa-masa sulit sekarang ini.
Penyebarluasan foto dan video semacam itu justru bisa memperparah kepanikan masyarakat, yang malah bisa membuat orang-orang pesimistis seolah-olah tiada lagi harapan hidup kita.
Coba ceritanya dibalik begini: bagaimana perasaan kita jika orang-orang semaput maupun meninggal dalam foto dan video itu adalah orang-orang terdekat/tercinta kita?
Atau, misalkan, diri kita sendiri yang ada di dalam foto maupun video itu. Bagaimana perasaan orang-orang terdekat/tercinta kita?
Jadi, tolong jangan menyebarluaskan foto maupun video semacam itu. Cobalah bersimpati dan berempati terhadap perasaan keluarga korban. Hormati perasaan traumatik mereka.
Bayangkan jika hal yang sama terjadi pada diri kita sendiri.
Semoga tetap sehat, kuat, bersemangat, dan selamat. Kita saling mengingatkan dan menguatkan.
Demikian dariku. Terima kasih ya…
Mungkin di antara kalian ada yang menerima foto-foto maupun video berisi orang-orang yang semaput/sekarat dan mungkin sudah meninggal, yang disebut-sebut meninggal karena terjangkit virus korona.
Foto dan videonya banyak beredar lewat media sosial, khususnya lewat aplikasi percakapan Whatsapp.
Saya juga dapatkan foto dan video semacam itu. Tapi sengaja tidak saya sebarkan ke mana-mana. Paling-paling saya kirimkan di grup kecil khusus kawan-kawan seprofesi sebagai bahan diskusi, minimal untuk mengecek faktanya seperti apa.
Ada foto orang terjatuh karena penyakit ayannya kumat dan tak ada orang berani menolong. Ada orang yang meninggal akibat serangan jantung. Ada juga orang pingsan karena belum makan dari pagi.
Ya, ada juga yang meninggal karena terjangkit virus korona.
Cobalah menahan diri untuk tidak ikut menyebarluaskan foto dan video semacam itu. Begitu pula dengan kiriman informasi yang enggak jelas asal-usul maupun sumbernya. Bertabayun, carilah klarifikasinya.
Terus, semisal informasinya benar bahwa itu foto maupun video itu berisi orang meninggal karena korona, apalah manfaatnya bagi diri kita dan orang lain.
Sebagai peringatan untuk waspada bagus, tapi kan sudah banyak informasi tentang betapa berbahaya dan mematikannya virus korona.
Saat ini, lebih baik kita kirimkan foto maupun video yang positif, yang bisa menginspirasi orang-orang untuk tetap optimistis melewati masa-masa sulit sekarang ini.
Penyebarluasan foto dan video semacam itu justru bisa memperparah kepanikan masyarakat, yang malah bisa membuat orang-orang pesimistis seolah-olah tiada lagi harapan hidup kita.
Coba ceritanya dibalik begini: bagaimana perasaan kita jika orang-orang semaput maupun meninggal dalam foto dan video itu adalah orang-orang terdekat/tercinta kita?
Atau, misalkan, diri kita sendiri yang ada di dalam foto maupun video itu. Bagaimana perasaan orang-orang terdekat/tercinta kita?
Jadi, tolong jangan menyebarluaskan foto maupun video semacam itu. Cobalah bersimpati dan berempati terhadap perasaan keluarga korban. Hormati perasaan traumatik mereka.
Bayangkan jika hal yang sama terjadi pada diri kita sendiri.
Semoga tetap sehat, kuat, bersemangat, dan selamat. Kita saling mengingatkan dan menguatkan.
Demikian dariku. Terima kasih ya…
----------------------------------------------------
CATATAN:
Surat terbuka itu pertama kali saya bagikan di akun pribadi Facebook saya, empat grup Facebook, dan sejumlah grup Whatsapp pada Senin sore, 23 Maret 2020.
0 Komentar