Sumber foto: TEMPO, Rabu, 11 September 2019.
SAYA sering menerima dan membaca pesan berantai bertema dakwah lewat grup WhatsApp yang sayangnya justru mengandung hoaks. Dakwahnya bertujuan baik tapi caranya buruk.
Sebagai contoh, hoaks lama yang kini muncul lagi ialah renungan berupa ungkapan hati yang disebutkan
ditulis oleh Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie alias BJ Habibie (25
Juni 1936-11 September 2019), Presiden Ketiga Republik Indonesia.
Kemungkinan besar tulisan itu bersumber dari blog milik Isa Ismet Khumaedi
yang berjudul Kalaulah Sempat bertanggal 26 Maret 2016. Dalam tulisan ini
enggak ada hubungan apa pun dengan Pak Habibie, murni sebuah tulisan tentang
orangtua yang merasa kesepian dan merindukan kehadiran anak-anaknya.
Namun,
oleh si pembuat hoaks, tulisan asli dimodifikasi, ditambahi narasi pembuka
seolah-olah Pak Habibie yang menyampaikannya di Kairo, Mesir.
Oleh si pembuat hoaks, narasi Kalaulah Sempat mengesankan Pak Habibie mengalami kekosongan jiwa, bahwa kejeniusan otak dan kesuksesan hidupnya menjadi percuma karena enggak dibawa mati. Dikesankan Pak Habibie menyesal terlambat belajar ilmu agama karena ilmu agama lebih penting dari ilmu lainnya.
Sungguh narasi yang menyesatkan.
Oleh si pembuat hoaks, narasi Kalaulah Sempat mengesankan Pak Habibie mengalami kekosongan jiwa, bahwa kejeniusan otak dan kesuksesan hidupnya menjadi percuma karena enggak dibawa mati. Dikesankan Pak Habibie menyesal terlambat belajar ilmu agama karena ilmu agama lebih penting dari ilmu lainnya.
Sungguh narasi yang menyesatkan.
Padahal, faktanya,
Pak Habibie sangat sering menekankan pentingnya keseimbangan penguasaan sains dan
teknologi dengan ilmu agama alias keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan keimanan dan ketakwaan. Pak Habibie belajar agama sejak kecil dan bahkan semenjak si pembuat hoaks belum lahir.
Dalam
pesan berantai Kalaulah Sempat pun dituliskan ada tiga anak. Padahal Pak
Habibie hanya punya dua anak lelaki, Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
Itu belum lagi enam hoaks kematian beliau sejak 2012.
Itu belum lagi enam hoaks kematian beliau sejak 2012.
Singkat cerita, jangan lagi
sebarkan hoaks tersebut kecuali tulisan asli dari blog Isa Ismet Khumaedi itu. Bagi Anda yang terlanjur menyebarkan hoaks karena ketidaktahuan, jangan pula suka berkilah “ambil manfaatnya, buang buruknya” jika ada orang yang mengingatkan.
Memang ada secuil manfaat, tapi dampak buruk hoaks lebih banyak lagi jika Anda mau berpikir lebih banyak dan enggak cuma mengandalkan emosionalitas keagamaan. Hoaks yang mencatut nama Pak Habibie justru bisa merusak agama Islam.
Yang jelas lagi, Islam dan agama lainnya tidak mengajarkan bohong dan kebohongan. Dahulukan pikir, tahanlah jempol.
Pak Habibie, selamat jalan. Tersenyumlah yang renyah dan hangat seperti biasa kulihat di televisi. Indonesia selalu mengenangmu, Presiden.
Memang ada secuil manfaat, tapi dampak buruk hoaks lebih banyak lagi jika Anda mau berpikir lebih banyak dan enggak cuma mengandalkan emosionalitas keagamaan. Hoaks yang mencatut nama Pak Habibie justru bisa merusak agama Islam.
Yang jelas lagi, Islam dan agama lainnya tidak mengajarkan bohong dan kebohongan. Dahulukan pikir, tahanlah jempol.
Pak Habibie, selamat jalan. Tersenyumlah yang renyah dan hangat seperti biasa kulihat di televisi. Indonesia selalu mengenangmu, Presiden.
Di bawah ini pesan hoaks yang saya maksud di atas:
REALITA .....
BJ HABIBIE
Ternyata kembali ke nol ....
tidak ada yang dapat dibanggakan....
dulu bangga dengan jabatan apa itu Nakhoda apa itu KKM apa itu Direktur apa itu
Bos perusahaan besar ......... Omong kosong semua 🤭🤭🤭😭😭😭😭😭😭.
Ungkapan Hati BJ Habibie soal
akhirat yang bikin merinding
8 Jan 2019
NONSTOPNEWS.ID - Pidato BJ
Habibie viral. Mantan Presiden RI ini menuliskan tentang kisah hidupnya.
SAAT KEMATIAN ITU KIAN DEKAT.
KALAULAH SEMPAT ? Renungan utk
kita semua !!!!
--------------------( by BJ
Habibie ketika berpidato di Kairo, beliau berpesan "Saya diberikan
kenikmatan oleh Allah ilmu technology sehingga saya bisa membuat pesawat
terbang, tapi sekarang saya tahu bahwa ilmu agama itu lebih bermanfaat untuk
umat .Kalo saya disuruh memilih antara keduanya maka saya akan memilih ilmu
Agama." )
Sepi penghuni...
Istri sudah meninggal...
Tangan menggigil karena lemah...
Penyakit menggerogoti sejak
lama...
Duduk tak enak, berjalan pun tak
nyaman... Untunglah seorang kerabat jauh mau tinggal bersama menemani beserta
seorang pembantu...
Tiga anak, semuanya sukses...
berpendidikan tinggi sampai ke luar negeri...
» Ada yang sekarang berkarir di
luar negeri... »
Ada yang bekerja di perusahaan
asing dengan posisi tinggi... »
Dan ada pula yang jadi pengusaha
...
Soal Ekonomi, saya angkat dua
jempol » semuanya kaya raya...
Namun....
Saat tua seperti ini dia
"merasa hampa", ada "pilu mendesak" disudut hatinya..
Tidur tak nyaman...
Dia berjalan memandangi foto-foto
masa lalunya ketika masih perkasa & enegik yg penuh kenangan
Di rumah yang besar dia merasa
kesepian, tiada suara anak, cucu, hanya detak jam dinding yang berbunyi
teratur...
Punggungnya terasa sakit,
sesekali air liurnya keluar dari mulutnya....
Dari sudut mata ada air yang
menetes.. rindu dikunjungi anak-anak nya
Tapi semua anak nya sibuk dan
tinggal jauh di kota atau negara lain...
Ingin pergi ke tempat ibadah
namun badan tak mampu berjalan....
Sudah terlanjur melemah...
Begitu lama waktu ini bergerak,
tatapannya hampa, jiwanya kosong, hanya gelisah yang menyeruak...
sepanjang waktu ....
Laki-laki renta itu, barangkali
adalah Saya... atau barangkali adalah Anda yang membaca tulisan ini suatu saat
nanti_
Hanya menunggu sesuatu yg tak
pasti...
yang pasti hanyalah KEMATIAN.
Rumah besar tak mampu lagi
menyenangkan hatinya..._
Anak sukses tak mampu lagi
menyejukkan rumah mewahnya yang ber AC...
Cucu-cucu yang hanya seperti
orang asing bila datang..._
Asset-asset produktif yang terus
menghasilkan, entah untuk siapa .?
Kira-kira jika malaikat
"datang menjemput", akan seperti apakah kematian nya nanti.
Siapa yang akan memandikan ?
Dimana akan dikuburkan ??
Sempatkah anak kesayangan dan
menjadi kebanggaannya datang mengurus jenazah dan menguburkan?
Apa amal yang akan dibawa ke
akhirat nanti?
Rumah akan di tinggal, asset juga
akan di tinggal pula...
Anak-anak entah apakah akan ingat
berdoa untuk kita atau tidak ???
Sedang ibadah mereka sendiri saja
belum tentu dikerjakan ???
Apa lagi jika anak tak sempat
dididik sesuai tuntunan agama??? Ilmu
agama hanya sebagai sisipan saja..._
"Kalau lah sempat"
menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti Asuhan atau
ke tempat-tempat di jalan Allah yang lainnya...
"Kalau lah sempat"
dahulu membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang selalu
datang......
"Kalau lah sempat"
memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai oleh orang
yang memerlukan.....
"Kalau lah sempat"
membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat, dan handai taulan...
Kalau lah kita tidak kikir kepada
sesama, mungkin itu semua akan menjadi "Amal Penolong" nya ...
Kalaulah dahulu anak disiapkan
menjadi 'Orang yang shaleh', dan 'Ilmu Agama' nya lebih diutamakan
Ibadah sedekahnya di
bimbing/diajarkan & diperhatikan, maka mungkin senantiasa akan 'Terbangun
Malam', 'meneteskan air mata' mendoakan orang tuanya.
Kalaulah sempat membagi ilmu
dengan ikhlas pada orang sehingga bermanfaat bagi sesama...
"KALAULAH SEMPAT"
Mengapa kalau sempat ?
Mengapa itu semua tidak jadi
perhatian utama kita ? Sungguh kita
tidak adil pada diri sendiri. Kenapa
kita tidak lebih serius?
Menyiapkan 'bekal' untuk
menghadap-Nya dan 'Mempertanggung Jawabkan kepadaNya?
Jangan terbuai dengan 'Kehidupan
Dunia' yang bisa melalaikan.....
Kita boleh saja giat berusaha di
dunia....tapi jadikan itu untuk bekal kita pada perjalanan panjang & kekal
di akhir hidup kita.
( bagi yang menyebarkan catatan ini semoga menjadi
sodaqoh ilmu & ladang amal Shaleh)_
Teruslah menjadi "si penabur kebajikan" selama hayat masih dikandung
badan meski hanya sepotong pesan.
Semoga Bermanfaat...🙏
Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie
0 Komentar