ILUSTRASI: Jurnal Dewan Pers Edisi 17 Juli 2018. |
Jangan pernah menggampangkan pekerjaan wartawan dengan hanya berbekal kartu pers, serta menjadikan organisasi wartawan hanya sebagai tempat nongkrong, ketawa-ketiwi, dan main kartu remi.
INDUSTRI media
bertumbuh, jumlah organisasi wartawan pun bertambah. Segelintir wartawan muda
sempat membahas pembentukan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Reformasi Malang
pada 2003.
Berdasar informasi
yang saya terima, jauh sebelum saya tiba di Malang pernah ada organisasi
wartawan bernama Ikatan Wartawan Republik Indonesia (IWARI) Koordinator Wilayah
Malang. Kantor sekretariatnya diketahui berada di Jalan Slamet Supriadi Gang
VII No. 34D, Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
IWARI sempat
mencatatkan diri dalam sejarah pers nasional meski hidupnya sebentar. Di masa
awal reformasi, IWARI bersama 25 organisasi wartawan lainnya menghadiri rapat
koordinasi bersama Dewan Pers di Bandung, 5-7 Agustus 1999. Pada 6 Agustus
tahun yang sama, seluruh organisasi wartawan yang hadir bersepakat menandatangani
pengesahan Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI).[16]
Selebihnya,
saya mengetahui kelahiran AJI Malang, IJTI Malang, dan PFI Malang.[17]
Kelahiran AJI,
IJTI, dan PFI memang membuat PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi
wartawan yang ada di Malang Raya. Namun, harus diakui PWI masih lebih dikenal secara
luas terutama oleh lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif di Malang Raya.
Menariknya,
tanpa banyak diketahui secara luas oleh komunitas pers dan publik,
di Malang Raya ada organisasi wartawan lain: Asosiasi Wartawan
Profesional Indonesia (AWPI), Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI),
Ikatan Wartawan Online (IWO), dan Majelis Pers Nasional (MPN), serta Sindikat
Wartawan Indonesia (SWI).[18]
Secara
nasional, IWO dibentuk di Jakarta pada 8 Agustus 2012. Kantor DPP IWO beralamat
Ruko Bisnis Bona Indah Blok B-1 No. 9 A, Jalan Karang Tengah Raya, Lebakbulus,
Jakarta Timur. IWO membuka cabang di beberapa daerah, termasuk Malang.
IWO Malang
Raya dibentuk pada 22 Oktober 2017, bertepatan dengan Hari Santri Nasional.[19]
Pengurusnya dilantik bersama pengurus DPW IWO Jawa Timur oleh Ketua Umum DPP
IWO Jhodi Yudono di Hotel Aster, Kota Batu, pada 16 Desember 2017.[20]
IWO Malang
Raya bersekretariat di Jalan Tretes Selatan 1, Kelurahan Rampal Celaket,
Kecamatan Klojen, Kota Malang.[21]
PWRI
mendeklarasikan diri di Hotel Grand Sahid, Jakarta, pada 1 Oktober 2014. DPP
PWRI beralamat di Jalan Balap Sepeda No. 61F, Pulogadung, Jakarta Timur.
Seperti halnya IWO, PWRI juga membuka cabang di beberapa daerah.
Kantor
sekretariat PWRI Malang Raya diresmikan pada Sabtu, 24 September 2016.[22] Kantornya
berlokasi di Gedung Kanjuruhan Blok R/13, Kecamatan Kepanjen, Ibu Kota
Kabupaten Malang.
Berbeda dengan
IWO dan PWRI yang berdiri dan berkantor pusat di Jakarta, MPN dan SWI sama-sama
berdiri di Surabaya. Pendirian MPN dideklarasikan di Gelora 10 November pada 11
April 2017. Salah satu pendiri MPN adalah Persatuan Wartawan Mingguan Indonesia
(PWMI).[23]
MPN pusat
berkantor di Jalan Kavling Elnusa 121, Kelurahan Parung Serab, Kecamatan
Ciledug, Kota Tangerang. Kantor pusat ini diresmikan Ketua Umum MPN Umar
Wirohadi pada Sabtu, 20 Januari 2018.
Di Provinsi
Jawa Timur, MPN mempunyai empat koordinator wilayah: Malang Raya, Tuban,
Bojonegoro, dan Banyuwangi. Keempat koordinator wilayah ini dikukuhkan bersama
oleh Umar Wirohadi dalam rapat konsolidasi dan diskusi bertema “Pertajam
Tulisan Bersama Membangun Negeri” yang diadakan di Aula Balai Latihan Kerja
(BLK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pasuruan, Selasa, 12
Desember 2017.[24]
Tidak
diketahui pasti lokasi MPN Malang Raya berkantor kecuali dugaan mereka
berkantor di wilayah Kecamatan Singosari. Sejauh ini baru diketahui pula MPN
Malang Raya dikoordinir oleh Joko, wartawan tabloid Doreng.
Ada satu hal
menarik yang kiranya perlu dicatat. Dalam acara halalbihalal sekaligus rapat
konsolidasi korwil MPN se-Jawa Timur di Kabupaten Mojokerto, Sabtu, 7 Juli
2018, Sekretaris Jenderal MPN Udi Laksono menyatakan MPN mewadahi wartawan,
pimpinan redaksi, perusahaan pers, dan organisasi media. MPN berperan penting
untuk mencetak wartawan dengan resep “4T”, yakni tanggap, tangguh, tanggon (berkelanjutan), dan trengginas.[25]
Informasi
tentang IWO, PWRI, dan MPN cukup mudah didapat, tapi tidak untuk SWI. Sangat
sedikit informasi tentang SWI yang bisa diperoleh: SWI dibentuk dan berpusat di
Surabaya pada 12 Juli 2017, dengan ketua umum Dedik Sugianto. SWI memakai logo sepasang
pisau dalam lingkaran rantai dengan latar warna merah-putih.[26]
SWI berencana
membentuk kepengurusan wilayah di seluruh Indonesia dan untuk sementara sudah
terkoordinir 24 wilayah kota/kabupaten.[27]
Kehadiran SWI
di wilayah Malang Raya diketahui secara tidak sengaja ketika seorang pria
berkemeja hitam-putih terlihat menghadiri acara jumpa pers di Markas Kepolisian
Resor Malang Kota, Selasa, 24 April 2018. Di bagian punggung kemeja tercetak
akronim SWI dan kepanjangan namanya.
Dari lima organisasi wartawan
tadi, hanya AWPI yang dibentuk di Kota Malang. Pembentukan AWPI dideklarasikan
di Hotel Gajahmada, Kota Malang, pada 29 November 2014.[28]
Belum diketahui jumlah cabang dan
anggota AWPI. Yang sudah diketahui, antara lain, DPC AWPI Malang Raya diketuai
Sri Agus Mahendra, yang juga dikenal sebagai Kepala Bidang Informasi dan
Komunikasi Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Malang.[29]
AWPI Malang juga memiliki Garda
AWPI alias AWPI Press Guard alias Brigade 5822 Trisula Sakti.[30] AWPI
juga cukup aktif melakukan kegiatan sosial-kemanusiaan untuk menolong
masyarakat, salah satu caranya adalah dengan menyediakan ambulans gratis.[31]
PWRI Malang Raya juga memiliki program
amal sejenis. Program bedah rumah merupakan salah satu program kerja mereka di
tahun 2018. Program bedah rumah yang diperkirakan menghabiskan dana antara Rp 25 juta sampai Rp 35 juta per unit itu bertujuan memposisikan PWRI Malang Raya sebagai
organisasi yang bermanfaat untuk masyarakat.
Hal tersebut ditegaskan Akhmad Dahri, Wakil Ketua PWRI Bagian Kabupaten Malang, di bawah ini yang saya kutip sesuai salinan aslinya:
Hal tersebut ditegaskan Akhmad Dahri, Wakil Ketua PWRI Bagian Kabupaten Malang, di bawah ini yang saya kutip sesuai salinan aslinya:
“Jadi pada intinya marilah kita
ini termasuk orang rusak jadi itung-itung kita beramal membantu orang-orang yang tidak mampu yang berada di
sekeliling kita, selain itu dengan adanya PWRI di Malang Raya ini biar lebih
bermanfaat untuk masyarakat banyak.”[32]
Kehadiran PWI, AJI, IJTI, PFI,
IWO, PWRI, AWPI, SWI, dan MPN sangat patut diapresiasi sebagai ikhtiar untuk
memperjuangkan kebebasan pers, menciptakan media dan wartawan yang profesional,
serta menyejahterakan pekerja pers.
Organisasi wartawan tinggal
merawat dan menjaga kebebasan pers di Malang Raya yang sudah cukup bagus. Tugas
terberatnya adalah mendidik dan melatih anggota menjadi wartawan yang profesional
dan sejahtera.
Sudah sepatutnya organisasi
wartawan terus mendorong anggotanya untuk lebih aktif belajar, senang
berdiskusi, rajin mengikuti pelatihan sampai mengikuti uji kompetensi. Organisasi
wartawan juga berkewajiban menekankan kepada anggotanya bahwa pekerjaan
wartawan merupakan profesi yang sublim dan menuntut kualifikasi pendidikan,
keterampilan khusus, standar kompetensi, organisasi, dan kode etik. Wartawan
bukan sekadar juru ketik, apalagi cuma menjadi “wartawan tukang”.
Makanya, saya senang
melihat organisasi wartawan yang aktif menggelar diskusi dan pelatihan. IWO
Malang Raya, misalnya, bekerja sama dengan Lembaga Supremasi Media Indonesia
(Lasmi) mengadakan pendidikan dan pelatihan jurnalistik tingkat dasar pada
Jumat, 30 Maret 2018.[33]
Lasmi didirikan oleh Moch. Geng
Wahyudi, salah seorang tokoh masyarakat Malang yang juga Dewan Penasihat DPW
Partai Nasdem Jawa Timur.[34]
Kegiatan itu akan dirutinkan tiap tahun dan pesertanya tidak dipungut bayaran
sepeser pun.
Sebelumnya, AWPI Malang Raya
menggelar pelatihan jurnalistik di objek wisata Petik Madu, Kecamatan Lawang,
Kabupaten Malang pada Minggu, 18 Maret 2018. Kegiatan ini ditujukan untuk
memperbaiki dan mengasah wartawan yang menjadi anggota AWPI.[35]
Kapasitas kemampuan anggota yang
meningkat belum tentu meningkatkan kesejahteraan anggota. Menyejahterakan
wartawan sebenarnya merupakan kewajiban pertama perusahaan media. Ketika
perusahaan media malas dan gagal menyejahterakan wartawannya, organisasi wartawan
bisa mendorong anggota untuk berani menuntut hak-haknya baik secara perorangan
maupun lewat serikat pekerja.
Organisasi wartawan harus berani
mengingatkan pengusaha media untuk tidak melulu mengejar keuntungan
sebesar-besarnya tapi mengabaikan kewajiban menyejahterakan wartawannya.
Organisasi wartawan memang harus berani
pasang badan membela anggotanya di depan juragan media, bukan malah menjadi
pembela dan pelindung sang juragan.
Selain itu, organisasi wartawan juga harus berani membela anggota dan wartawan non-anggota yang mengalami kekerasan. Jangan sangat lambat bereaksi dan bahkan diam saja.
Supaya berumur panjang, para pengurus organisasi wartawan di Malang Raya perlu memperjelas tujuan mereka berorganisasi; berwawasan jauh ke depan (visioner), dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Ah, barangkali saya terlalu muluk-muluk menulis begitu sehingga boleh saja tulisan saya ini dipenuhi utopia.
Selain itu, organisasi wartawan juga harus berani membela anggota dan wartawan non-anggota yang mengalami kekerasan. Jangan sangat lambat bereaksi dan bahkan diam saja.
Organisasi wartawan boleh-boleh
saja mencari dana untuk menghidupi diri, tapi janganlah sampai menabrak etika
dan menghalalkan segala cara.
Idealnya, organisasi
wartawan di daerah dan pusat harus
mampu mandiri tanpa bantuan maupun
meminta dana pada pemerintah yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) serta Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ingat,
APBN dan APBD itu uang rakyat, maka janganlah disikat.
Supaya berumur panjang, para pengurus organisasi wartawan di Malang Raya perlu memperjelas tujuan mereka berorganisasi; berwawasan jauh ke depan (visioner), dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Ah, barangkali saya terlalu muluk-muluk menulis begitu sehingga boleh saja tulisan saya ini dipenuhi utopia.
Padahal, saya ingin menggarisbawahi bahwa jangan pernah menggampangkan pekerjaan wartawan dengan hanya berbekal kartu pers, serta menjadikan organisasi wartawan hanya sebagai tempat nongkrong, ketawa-ketiwi, dan main kartu remi. ABDI PURMONO
[16]
Lihat buku saku Dewan Pers 2000-2003 yang diterbitkan
atas kerja sama Dewan Pers dengan Yayasan Jurnalis Independen.
[17] Pembentukan AJI Malang ditujukan untuk
mendobrak kondisi pers di Malang Raya yang selama bertahun-tahun
banyak tersubordinasi dan terkooptasi oleh kekuasaan politik dan kaum pemodal
sehingga pers lebih banyak berperan sebagai mitra penguasa politik dan pemilik modal ketimbang menjadi
pengontrol.
[18] Selain AWPI, PWRI, IWO, MPN, dan
SWI, masih ada sekitar 55 organisasi wartawan lagi di Indonesia. Jumlah ini
tidak termasuk PWI, AJI, dan IJTI yang sudah jadi konstituen Dewan Pers. Jumlah
60 organisasi wartawan itu saya hitung berdasarkan logo organisasi wartawan
yang saya kumpulkan dari
internet. Saya tidak menghitung berdasarkan jumlah organisasi wartawan yang
masih hidup maupun organisasi wartawan yang sudah mati.
Dari
60 organisasi wartawan itu, tak lebih dari 5 organisasi yang tercatat pernah
bersepakat dan menandatangani pemberlakuan Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI)
pada 6 Agustus 1999 maupun yang bersepakat menandatangani pemberlakuan Kode
Etik Jurnalistik (KEJ) pada 14 Maret 2006. KEWI diganti KEJ. Pemberlakuan KEWI
ditandatangani 26 organisasi wartawan dan pemberlakuan KEJ diteken 29
organisasi wartawan. Sedangkan AWPI, PWRI, IWO, MPN, dan SWI berdiri setelah
pengesahan KEWI dan KEJ.
[19]
Sinarpos.co.id,
Pengurus Ikatan Wartawan Online Malang
Raya Terbentuk Bertepatan dengan Hari Santri, Minggu, 22 Oktober 2017.
[20]
Beritalima.com,
IWO Jatim dan Malang Raya Resmi Dilantik,
Sabtu, 17 Desember 2017.
[21] Sigap88.com, IWO Malang Raya Bentuk Tim Investigasi Penyelewengan Dana Hibah PDAM,
Selasa, 24 Juli 2018.
[22]
Suarajatimpost.com, Kantor DPC PWRI Malang Raya
Diresmikan, Sabtu, 24 September 2016.
[23] Sorottransx.com, Kisah sejarah Terbentuknya Majelis Pers Nasional (MPN) di Pendopo THR
Surabaya, Minggu, 19 November 2017.
[24]
Lapan6online.com, MPN Pusat Gelar Konsolidasi,
Sekaligus Pengukuhan 4 Korwil Wilayah di
Jawa Timur, Kamis, 14 Desember 2017.
[25]
Bharani.id, Halalbihalal Ketum MPN, dan Rapat
Konsolidasi Korwil Seluruh Jatim, Sabtu, 7 Juli 2017.
[26]
Sindikatwartawan.blogspot.com, Sindikat
Wartawan Indonesia, Sabtu, 11 November 2017.
[27]
Pewartamadiun.net, Organisasi Wartawan (SWI)
Sindikat Wartawan Indonesia Dibentuk, 12 Juli 2017.
[28]
Beritahukum.com, Deklarasi Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia
(AWPI) di Kota Malang,
Senin, 1 Desember 2014.
[29] Medianasional.id, AWPI Malang Raya dan Ormas Pemuda Pancasila Turut Serta Mengawal
Kegiatan Bina Desa, Selasa, 31 Juli 2018.
[30]
Tabloiddimensinews.simplesite.com, AWPI
Merujuk kepada Dua Peraturan: UU Pers dan UU Ormas, Senin, 5 Juni 2017.
[31]
Beritaoposisi.co.id, Asosiasi Wartawan Profesional
Indonesia ‘AWPI’ Malang Raya, Bergerak Tanpa Batas, Jumat, 7 September
2018.
[32]
Investigasi.today, DPC PWRI Malang Raya Gelar Rapat
Program Kerja 2018, Jumat, 8 Desember 2017.
[33]
Fokusjatim.net, Tingkatkan Profesionalisme
Wartawan, LASMI dan IWO Gelar Pendidikan dan Latihan Jurnalistik, Sabtu, 31
Maret 2018.
[34] Kombespagi.com, Lasmi Mengadakan Kegiatan Diklat Jurnalistik Tingkat Dasar, Sabtu,
31 Maret 2018.
[35] Medianasional.id, AWPI Malang Raya Adakan Pelatihan Jurnalis di Wisata Petik Madu, Lawang,
Minggu, 18 Maret 2018.
0 Komentar