Foto-foto: ABDI PURMONO |
PELANCONG yang memasuki Kota
Malang kini mempunyai alternatif pilihan destinasi wisata alam yang tak jauh
dari pusat kota.
Dengan mengendarai kendaraan
pribadi dan melintasi jalan beraspal sejauh 10 kilometer ke arah barat, mereka
bisa menjangkau Desa Wisata Jeruk di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang, Jawa Timur. Jika langit cerah, dari desa ini pelancong bisa
memandang Gunung Semeru, Gunung Arjuna, dan Gunung Kawi.
Selain bisa menikmati kesegaran
alam dataran tinggi 800 sampai 1.200 meter di atas permukaan laut, pelancong mencicipi
kesegaran dan manisnya java baby atau jeruk peras pacitan, valencia (teksturnya mirip jeruk baby tapi berasa campuran manis-kecut),
keprok punten
55, dan siam pontianak. Namun, tanpa membedakan
jenisnya, jeruk-jeruk itu lazim disebut jeruk dau sehingga jadi merek dagang
tersendiri seperti halnya nama apel malang maupun apel batu.
Tonton video: Desa Wisata Jeruk Dau di Malang.
Tonton video: Desa Wisata Jeruk Dau di Malang.
“Mayoritas wisatawan yang ke sini
bertujuan untuk belanja jeruk, baik dimakan di tempat seperti lewat atraksi
petik jeruk maupun untuk dibawa pulang. Sekarang makin banyak wisatawan luar
Malang yang ke sini,” kata Bambang Soponyono, sang kepala desa.
Menurut Bambang, seluruh varietas
jeruk itu merata ditanam di lahan 750 hektare di seluruh Kecamatan Dau, tapi lahan
jeruk di Selorejo yang terluas, yakni sekitar 230 hektare dari sekitar 286
hektare luas Desa Selorejo.
Diono tidak hanya menjual
jeruknya di kios Belik
Biru tapi juga menjual jeruk lewat wisata petik jeruk di kebunnya. Diono tidak
mematok jumlah wisatawan dilayani. Per orang pun boleh petik jeruk dengan
membayar tiket masuk Rp 20 ribu per orang dan tiap kilogram jeruk manis keprok yang
dipetik dipatok Rp 8 ribu. Kalau rombongan bisa dapat diskon tiket masuk antara
Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu per orang.
Diono
biasa melayani rombongan berisi 10-20 orang yang ingin mencicipi serunya petik
jeruk. Rombongan wisatawan lebih sering dilayani saat musim liburan sekolah. Pengunjung
diberi informasi seputar teknik bertanam jeruk, memetik, hingga cara memakan
jeruk yang benar. Di lokasi wisata petik jeruk yang lebih luas, biasanya disediakan
pemandu.
“Saya
kadang-kadang jadi pemandunya langsung bila rombongannya besar. Soal jumlah,
saya bebas saja. Enggak harus pakai janjian lewat telepon juga enggak apa-apa. Silakan
langsung ke sini. Seorang pun yang mau petik jeruk saya layani,” kata Diono.
Baca juga: Bila Kucur Rindu Hutan.
Baca juga: Bila Kucur Rindu Hutan.
Jeruk dau sudah jadi merek ikonik
Kabupaten Malang meski sentra jeruknya juga ada di Kecamatan Karangploso,
Kecamatan Wajak, dan Kecamatan Poncokusumo.
Kepopuleran
jeruk dau yang menarik minat Robert Ardyan dan keluarga datang jauh-jauh dari
Kabupaten Pasuruan hanya untuk merasakan sensasi petik jeruk hingga
menimbangnya sendiri. Foto hasil kunjungannya kemudian dibagikan lewat akun
Instagram miliknya.
“Saya
orang yang terjebak dalam Instagram. Pemotretan di kebun jeruk ceritanya itu,” ucap Robert sembari terbahak.
Berdasarkan
penjelasan sejumlah warga, jeruk dau Selorejo mulai dikenal sejak masyarakat
setempat merintis desa wisata jeruk pada 2011. Perintisnya Sulawi dan Sulaiman. Kini, akses jalan menuju Selorejo makin bagus. Banyak rumah besar warga yang menandai peningkatan perekonomian desa berkat bisnis pembudidayaan jeruk.
Selorejo
kemudian menjadi satu dari 17 desa wisata baru yang ditetapkan Pemerintah
Kabupaten Malang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pada 2016-2017. Bupati
Malang Rendra Kresna menyatakan akan terus menambah jumlah desa wisata tiap
tahun sebagai bagian program pengembangan pariwisata berbasis partisipasi
masyarakat dan keunikan potensi lokal. ABDI
PURMONO
Catatan:
Artikel serupa editan Tempo berjudul Segarnya Alam dan Jeruk Dau di Desa Wisata Jeruk Malang, Senin, 20 Agustus 2018.
Catatan:
Artikel serupa editan Tempo berjudul Segarnya Alam dan Jeruk Dau di Desa Wisata Jeruk Malang, Senin, 20 Agustus 2018.
0 Komentar