Tiga dari sembilan anggota tim riset Computer Vision Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya. Foto: ABDI PURMONO |
Alat bantu gerak buatan tim Computer Vision adalah pengembangan lebih kompleks kursi roda elektrik.
UNTUK mempermudah pengguna kursi roda, tim riset Computer Vision Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, membuat kursi roda elektrik pintar. Kursi roda ini dapat digerakkan dengan perintah suara atau gerakan kepala. Perangkat ini menggunakan teknologi pengolahan citra digital dan pengenal suara.
Kursi roda elektrik dilengkapi motor
penggerak dan tugas pengendali. Namun para penderita paraplegia (kelumpuhan
separuh badan bagian bawah), tetraplegia (kelumpuhan kaki dan tangan), polio,
serta stroke kerap mengalami kendala
mengendalikan kursi roda elektrik.
Alat bantu gerak buatan tim Computer Vision
adalah pengembangan lebih kompleks kursi roda elektrik. Kursi roda generasi
kedua ini memiliki lima fitur pengendali. Perintah gerak bisa dimasukkan secara
manual lewat panel liquid crystal display
(LCD), aplikasi di telepon seluler pintar, sensor suara, gerak kepala, dan
pelacak gerak manusia (human tracking).
Tim beranggotakan sembilan orang itu dipimpin
Kepala Program Studi Magister Ilmu Komputer/Informatika Fitri Utaminingrum.
Menurut Dahnial Syauqy, anggota tim riset, kecepatan kursi roda masih
disesuaikan dengan laju orang berjalan supaya bisa diikuti. Laju kursi masih 50
persen di bawah kecepatan asli yang diperkirakan mencapai 40 kilometer per jam
di lintasan datar.
Kursi roda ini menggunakan komputer mini
IntelNUC A7 seharga Rp 9 juta sebagai “otak” pengendali. Prosesor yang canggih
ini memungkinkan sistem bisa cepat merespons perintah pemakainya. Mesin yang
dipasang di kursi roda ini juga memiliki daya lebih besar. Alat ini bisa
menyokong beban hingga 100 kilogram.
Tim belum bisa memastikan laju maksimal kursi
roda. Mereka juga belum menguji di lintasan menanjak dan menurun. Total biaya
yang dihabiskan untuk riset dan pembuatan kursi ini mencapai Rp 200 juta, merupakan
dana Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi dari Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi.
Tim masih meneliti sistem kursi roda untuk meningkatkan
kemampuannya. Menurut Dahnial, fitur yang paling bisa diandalkan adalah sistem pengarah
manual pada kamera dan pengendali jarak jauh di ponsel pintar.
Catatan:
Laporan kursi roda pintar (smart wheelchair) buatan Falkutas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya dipublikasikan di rubrik Inovasi Majalah Tempo Edisi 23-29 Oktober 2017, halaman 16, dengan judul Kursi Roda Berkendali Suara.
0 Komentar