Bu Cuplik dan Pak Sandi di Jalan Mertojoyo, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Minggu, 4 Juni 2017. (Foto: ABDI PURMONO) |
Mereka menolak mengemis karena mereka merasa masih mampu bekerja untuk menafkahi diri dan anak-anak mereka. Pantang pula bagi mereka untuk menyerah dan bersusah hati.
Kawans,
Saya sering melihat pasangan suami-istri ini berjalan keliling sambil mendorong gerobaknya di daerah Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Jawa Timur.
Kalau mereka berjalan, jalannya sering tak lurus, bisa serong ke kanan, serong ke kiri. Ini karena mereka penyandang tunanetra. Sang suami sama sekali tak bisa melihat. Sedangkan mata kanan sang istri tak ada lagi. Tinggal mata sebelah kiri yang berfungsi, itupun tidak sempurna fungsinya.
Mereka lebih sering terlihat berhenti dan berjualan di Jalan Mertojoyo, Kelurahan Merjosari, persis di pojok kanan toko Alfamidi dan dekat kampus Universitas Gajayana.
Tiga-empat kali saya membeli buah dan jajanan lain dari mereka tanpa menawar apabila berpapasan. Sekian lama mengetahui mereka, baru tadi sore saya menyempatkan diri bertanya tentang mereka saat saya hendak membeli buah dan takjil. Mereka tidak mengenali saya.
Sang istri bernama Cuplik Elvirawati, 43 tahun; si suami bernama Sandi, 40 tahun. Ibu Cuplik asli warga Kelurahan Dinoyo, Kota Malang. Pak Sandi berasal dari Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Bu Cuplik bekerja sebagai tukang pijat. Suaminya tidak bekerja kecuali berjualan. Dan mereka punya dua anak laki-laki yang masing-masing berumur 3 dan 6 tahun. Anak tertua sekolah di TK Dharmawanita.
Waktu saya temui Bu Cuplik agak murung. Setelah saya ajak ngobrol santai, barulah mereka memberitahu bahwa Senin, 5 Juni 2017, mereka harus melunasi sita hutang Rp 700.000 pada sebuah koperasi. Semula mereka berutang Rp 1 juta untuk membiayai sekolah anak.
Mereka menolak mengemis karena mereka merasa masih mampu bekerja untuk menafkahi diri dan anak-anak mereka. Pantang pula bagi mereka untuk menyerah dan bersusah hati.
Saya tak menjanjikan apa pun pada mereka. Tapi saat itu juga saya berniat membantu mengurangi kesusahan mereka semampu saya bersama beberapa teman meski mereka tidak meminta apa pun.
Sekiranya ada Sedulur yang mau bantu, bisa langsung ke rumah kontrakkan mereka di Jl. MT Haryono Gang VI-C No. 831. Pak Sandi pakai nomor 0856-4686-6017 (nomor telepon ini dicatat di sobekan kertas yang sudah lusuh). ABDI PURMONO
Bu Cuplik dan Pak Sandi di Jalan Joyo Raharjo, Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Sabtu, 21 Mei 2016. (Foto: ABDI PURMONO)
CATATAN:
Catatan ini pertama kali saya buat dan poskan di akun Facebook milik saya Minggu, 4 Juni 2016 (8 Ramadan 1438 Hijriah), pukul 19.27 WIB.
0 Komentar