Hercules A-1316 sedang menjalani perawatan di hanggar Skuadron Udara 32 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh pada Kamis, 30 Mei 2012. (Foto: ABDI PURMONO)
|
SEBANYAK 12 dari 13 korban meninggal dalam kecelakaan pesawat Hercules A-1334
di sekitar Gunung Lisuwa, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua,
pada Ahad pagi, 18 Desember 2016, merupakan anggota Pangkalan Udara
Abdulrachman Saleh.
Pangkalan
itu berlokasi di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Provinsi
Jawa Timur. Hercules berkandang di Skuadron Udara 32 Wing 2.
“Positif,
12 anggota kami gugur dalam tugas. Mereka kru Herky (kode Hercules) A-1334,” kata Komandan Pangkalan Udara
Abdulrachman Saleh Marsekal Pertama TNI Djoko Senoputro.
Menurut
Djoko, pesawat angkut militer bertipe C-130 itu diterbangkan diterbangkan dari Pangkalan
Udara Abdulrachman Saleh pada Sabtu, 17 Desember 2016, pukul 04.00 WIB. Pesawat
dijadwalkan kembali ke Malang pada Rabu, 21 Desember tahun yang sama.
Dipiloti
Mayor (Penerbang) Marlon Ardiles Kawer, pesawat diterbangkan untuk menjalani
tugas latihan terbang navigasi jarak jauh atau Navex (navigation exercises). Tugas itu tertuang dalam Surat Perintah Terbang
Nomor: SPT/2799/XII/2016 yang ditandatangani Djoko pada Jumat, 16 Desember
2016, pukul 20.00 WIB. SPT ini dibuat berdasarkan telegram Panglima Komando
Pelaksanaan Operasi TNI Angkatan Udara 2 (Pangkoopsau 2) Makassar No. T/3982/16
Tgl 1216.
Di
Jakarta Timur, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja
mengatakan, sebelum diketahui mengalami kecelakaan, pesawat Hercules A-1334
sempat berkomunikasi dengan petugas air
traffic controller (ATC)
atau pihak menara bandar udara Wamena, Papua.
Pesawat
lepas landas dari Bandar Udara Mozes Kilangin, Timika, Papua, pada pukul 05.30
WIT (Waktu Indonesia Timur) dan diperkirakan mendarat di Bandar Udara Wamena,
Kabupaten Jayawijaya, pukul 06.13 WIT. Di Wamena, kata Hadiyan, ada dua
landasan pacu, yakni runway atau azimuth 15 dan 33.
Hadiyan
melanjutkan, pada pukul 06.02 WIT pesawat sempat berkomunikasi dengan pihak menara
Bandar Udara Wamena untuk melakukan pendaratan di landasan pacu azimuth 15.
“Karena
di ujung runway (landasan pacu) 15 kurang
baik, kemudian diputuskan untuk mengubah pendaratan ke runaway 33,” kata
Hadiyan dalam konferensi pers di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Pada
pukul 06.08 WIT, petugas ATC dari menara Wamena sempat melihat visual A-1334
mendekati bandara. Istilahnya, pesawat ada di downwind. Pada pukul 06.09 WIT petugas menara memanggil-manggil
pesawat, tapi tiada jawaban dari pilot Marlon. Tak lama kemudian diketahui
pesawat itu jatuh dekat ujung landasan 33.
Disusun
berdasarkan hirarki kepangkatan, berikut ini daftar nama 12 anggota Pangkalan
Udara Abdulrachman Saleh yang gugur:
1. Mayor (Penerbang) Marlon Ardiles Kawer (Instruktur
Penerbang). Marlon lahir di Biak, Papua, 30 Maret 1982.
2. Kapten (Penerbang) Jhon Hotlan Parlin Saragih
(Penerbang BR). Hotlan lahir di Pagar Jambi, Kecamatan
Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara,
16 Juni 1985.
Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara,
16 Juni 1985.
3. Letnan Satu (Penerbang) Hanggo Fitradhi (Penerbang
II). Hanggo lahir di Ngajuk, Jawa Timur, 19 Juni 1982.
II). Hanggo lahir di Ngajuk, Jawa Timur, 19 Juni 1982.
4. Letnan Satu (Navigator) Arif Fajar Prayogi (Navigator I).
Arif lahir di Malang, Jawa Timur, 29 Desember 1988.
5. Pembantu Letnan Satu
Lukman Hakim (Juru Radio
Udara). Lukman lahir di Malang, Jawa Timur, 2 April
1972.
1972.
6. Pembantu Letnan Satu
Suyata (Juru Mesin Udara I).
Suyata lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, 15 Mei 1967.
Suyata lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, 15 Mei 1967.
7. Pembantu Letnan Satu M.
Khusen (Juru Mesin Udara II).
Khusen lahir Sidoarjo, Jawa Timur, 28 Desember 1964.
Khusen lahir Sidoarjo, Jawa Timur, 28 Desember 1964.
8. Pembantu Letnan Satu
Agung Tri Wahyudi (Load Master
I). Agung Tri lahir di Surabaya, Jawa Timur, 15 Maret
1975.
I). Agung Tri lahir di Surabaya, Jawa Timur, 15 Maret
1975.
9. Pembantu Letnan Dua
Agung Sugihantono (Load Master
II). Sugihantono lahir Magetan, Jawa Timur, 23 April
1977.
II). Sugihantono lahir Magetan, Jawa Timur, 23 April
1977.
10. Sersan
Mayor Mokhammad Khudori (Juru Mesin Udara
II). Khudori lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 15 Februari
1979.
II). Khudori lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 15 Februari
1979.
11. Sersan
Mayor Achmad Fatoni (Load Master II). Fatoni
lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 23 Juni 1979.
lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 23 Juni 1979.
12. Sersan
Dua Suyanto (extra crew). Suyanto
lahir di
Surabaya, 14 November 1977.
Surabaya, 14 November 1977.
Satu
korban lagi atas nama Kapten Rino Pratama dari Satuan Radar (Satrad) 242 Tanjung
Warari, Biak, Provinsi Papua.
Sekadar
tambahan, Satrad 242 merupakan satuan radar kedua yang resmi dioperasikan sejak
1 April 2006, setelah Satrad 241 Buraen di Nusa Tenggara Timur. Pengoperasian Satrad
242 di bawah Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV Biak.
Kecelakaan pesawat Hercules A-1334 di Papua merupakan kecelakaan pesawat jenis dalam waktu kurang dari dua tahun setelah jatuhnya Hercules di Kota Medan pada 30 Juni 2015. ABDI PURMONO
0 Komentar