LEMBAGA Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mempublikasikan spesies anggrek
baru bernama Malleola inflata Metusala
& P.O’Byrne yang ditemukan di belantara Kalimantan Barat.
Peneliti Kebun Raya Purwodadi-LIPI Destario Metusala menginformasikan, anggrek jenis baru pertama dipublikasikan di jurnal internasional Malesian Orchid Volume 11 yang terbit akhir Februari lalu. Namun, lokasi penemuan anggrek tidak disebutkan.
“Mohon
maaf sebelumnya, Mas, bahwa lokasi habitat spesifik asal anggrek itu tidak
dapat dituliskan atau saya beritahu demi kepentingan konservasi,” kata Destario
lewat surat elektronik kepada saya, Jumat,
1 Maret 2013.
Anggrek
baru itu memiliki keunikan berupa tonjolan kalus berukuran cukup besar yang
menyeruak dari bibir bunganya sehingga mirip sebuah cula. Untuk memudahkan
pengucapan, maka anggrek baru itu boleh disebut sebagai anggrek bercula.
Namun,
fungsi cula belum diketahui kecuali diduga sebagai pengarah bagi probosis serangga
yang akan menghisap cairan nektar di dalam struktur bibir bunga. Sedangkan ephitet atau julukan “inflata” diambil
dari bentuk bagian bibir bunganya yang menggembung hingga mirip bentuk sebuah
guci.
Alumni
Jurusan Agronomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta itu Destario
menjelaskan, anggrek bercula ditemukan dan dideskripsikan pertama kali dari
sebuah koleksi hidup yang dipelihara di Kebun Raya Purwodadi, kebun raya di
Kabupaten Pasuruan yang bernaung di bawah LIPI Bidang Ilmu Pengetahuan Alam.
Anggrek yang dikoleksi dari hutan Kalimantan Barat pada 2006 ini diketahui
sebagai jenis baru setelah dilakukan observasi rutin terhadap tanaman koleksi
yang sedang berbunga.
“Penemuan
ini tentunya akan semakin meningkatkan scientific
value dari koleksi Kebun Raya Purwodadi sekaligus menambah panjang daftar
diversitas flora yang dimiliki Indonesia,” ujar Rio, panggilan akrab peneliti
berusia 30 tahun itu.
Anggrek
Malleola inflata adalah anggrek
epifit yang batangnya dapat mencapai panjang lebih dari 11 sentimeter. Tangkai perbungaan dengan
panjang hingga 8 sentimeter muncul menggantung dari sela-sela pelepah daun dan
membawa 8-44 kuntum bunga yang mekar secara simultan. Kuntum bunga berukuran
kecil dengan tinggi 8-9 milimeter dan lebar 6-7.5 milimeter, berwarna krem
cerah dengan corak garis jingga pada kelopak (sepal) dan mahkota (petal)-nya.
Morfologi
anggrek ini dekat dengan Malleola
punctata dan Malleola aberrans,
namun berbeda terutama pada bentuk bagian bibir bunganya yang menggembung, bentuk
dan ukuran tugu bunga (column), serta
arah ujung kalus “cula” di bagian pangkal cuping tengah bibir bunganya.
Habitat
anggrek Malleola inflata berada pada
hutan dataran rendah berketinggian 300-700 meter dari permukaan laut dengan rerata
suhu 26 sampai 28 derajat Celsius dan kelembaban udara 85-95 persen. Anggrek
ini mampu berbunga sepanjang tahun dan perbungaan dapat bertahan mekar selama
2-3 minggu.
Menurut
Rio, hampir tiap tahun belantara Kalimantan menyumbangkan penemuan keanekaragaman
hayati jenis baru untuk dunia ilmu pengetahuan. Salah satunya suku
anggrek-anggrekan yang bernama ilmiah Orchidaceae.
Namun, keberadaan anggrek-anggrekan itu terancam oleh degradasi hutan
Kalimantan. ABDI PURMONO
0 Komentar