Dari kiri ke kanan:Arfi Bambani, Abdul Manan, Revolusi Riza Zulverdi, dan Suwarjono. Foto: ABDI PURMONO |
Peningkatan kapasitas dan kompetensi anggota, serta peningkatan posisi tawar AJI menjadi skala prioritas kerja Pengurus Nasional AJI yang baru selama tiga tahun ke depan.
SOLO
— Abdul Manan terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Nasional Aliansi Jurnalis
Indonesia (AJI) Periode 2017-2020. Ia didampingi Revolusi Riza Zulverdi alias
Revo yang jadi sekretaris jenderal untuk periode serupa.
Duet
redaktur Majalah Tempo dan Kepala
Pemberitaan (Newsgathering Head) di CNN Indonesia itu menggantikan duet
Suwarjono dan Arfi Bambani yang selama tiga tahun sebelumnya menjadi Ketua Umum
dan Sekretaris Jenderal AJI Indonesia Periode 2014-2017.
Manan-Revo
terpilih secara aklamasi dan ditetapkan dalam puncak Kongres X AJI yang dihelat
di Hotel Sunan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin dinihari, 27 November 2017.
Sejatinya Kongres dijadwalkan sepanjang Jumat-Sabtu, 24-26 November tahun yang
sama.
Pemilihan
secara aklamasi sama dengan hasil Kongres VII di Denpasar, Bali, 28-29 November
2008 yang menetapkan pasangan Nezar Patria dan Jajang Jamaludin sebagai
pengganti pasangan Heru Hendratmoko dan Abdul Manan.
Sebelumnya,
saat penjaringan pasangan calon yang dilakukan secara tertutup, Manan juga
diusulkan oleh sejumlah pengurus AJI Kota berpasangan dengan Syofiardi Bachyul
Jb, Dandhy Dwi Laksono, Aryo Wisanggeni, dan Iman Dwi Nugroho. Ada pula yang
mengusulkan pasangan Dandhy-Syofiardi dan Arfi-Aryo. Namun Dandhy dan Arfi
menolak dicalonkan.
Dalam sambutan perdana selaku Ketua
Umum, Manan menyampaikan tiga hal prioritas, yakni peningkatan kapasitas AJI
Kota, peningkatan kompetensi anggota dalam berorganisasi dan membuat karya
jurnalistik, serta meningkatkan posisi tawar AJI.
Peningkatan kapasitas akan dilakukan
dengan memperbanyak kegiatan pelatihan, menciptakan metodelogi pembelajaran
yang sistematis dan menyusun modul-modul pelatihan keorganisasian. Lalu,
kompetensi anggota AJI akan diintensifkan melalui pelatihan keterampilan
jurnalisme dan penyusunan modul-modul pelatihan kewartawanan.
“Apabila keterampilan bertambah, maka
posisi tawar jurnalis akan meningkat,” kata Manan, yang juga alumni Pondok
Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Manan melanjutkan, peningkatan posisi
tawar AJI dioptimalkan melalui sosialisasi program yang sudah dan akan
dijalankan; serta memanfaatkan para alumni AJI yang menduduki jabatan strategis
di pelbagai lembaga. Ia mencontohkan kegagalan caon AJI dalam seleksi pemilihan
komisioner Komisi Penyiaran Indonesia sebagai pelajaran sangat berharga terkait
pelaksanaan strategi organisasi.
Pada akhirnya Manan sangat mengharapkan
dukungan dari semua (38) AJI Kota. Tanpa dukungan AJI Kota, maka kepengurusan
bisa lumpuh dan tidak apa-apanya.
Revo menyampaikan, industri media
massa sedang menghadapi tantangan mahaberat di era digital. Ia mencontohkan media
cetak yang berjuang hidup di tengah kepungan ribuan media siber dan media
sosial. Posisi media elektronik (radio dan televisi) pun mulai terancam.
Dalam konteks itu, AJI harus bisa
berperan aktif mencarikan solusinya. Karena itu, dukungan semua AJI Kota sangat
dibutuhkan. Ia mengharapkan hubungan Pengurus Nasional AJI dengan AJI Kota kian
kompak dan harmonis. “Saya perlu belajar banyak kepada teman-teman pengurus AJI
Indonesia periode sebelumnya,” ujar Revo.
Sebelum pemilihan ketua umum dan
sekretaris jenderal, peserta Kongres juga memilih lima anggota Majelis Pertimbangan
Organisasi (MPO), yakni Dandhy Dwi Laksono (AJI Jakarta), Sunarti Sain (AJI
Makassar), Nurdin Hasan (AJI Banda Aceh), Hasan Basril (AJI Pekanbaru), dan
Abdi Purmono (AJI Malang).
Sedangkan anggota Majelis Etik AJI
Indonesia nantinya dipilih oleh Pengurus Nasional AJI terpilih.
No.
|
Tempat
|
Waktu
|
Terpilih
|
1
|
Gedung
Realino, Yogyakarta
|
7-8
Oktober 1995
|
Satrio
Arismunandar (sekretaris jenderal), Santoso (ketua presidium)
|
2
|
Wisma
Hijau, Cimanggis, Depok, Jawa Barat
|
25-26
Oktober 1997
|
Lukas
Luwarso (ketua), Dadang RHS (sekretaris), Roy Pakpahan (bendahara)
|
3
|
Hotel
Santika, Surabaya, Jawa Timur
|
3-5
Desember 1999
|
Didik
Supriyanto (sekretaris jenderal, 1999-2001)
|
4
|
Graha
Santika, Semarang, Jawa Tengah
|
9-11
November 2001
|
Ati
Nurbaiti (ketua umum), Solahudin (sekretaris jenderal)
|
5
|
Wisma
Hijau, Cimanggis, Depok, Jawa Barat
|
17-20
Oktober 2003
|
Eddy
Suprapto (ketua umum), Nezar Patria (sekretaris jenderal)
|
6
|
Pusat
Pendidikan dan Latihan Lautan Berlian, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat
|
25-27
November 2005
|
Heru
Hendratmoko (ketua umum), Abdul Manan (sekretaris jenderal)
|
7
|
Hotel
Sanur Beach, Denpasar, Bali
|
28-29
November 2008
|
Nezar
Patria (ketua umum), Jajang Jamaludin (sekretaris jenderal)
|
8
|
Hotel
Aryaduta, Makassar, Sulawesi Selatan
|
1-3
Desember 2011
|
Eko
Maryadi (ketua umum), Suwarjono (sekretaris jenderal)
|
9
|
Hotel
Grand Rocky, Bukittinggi, Sumatera Barat
|
27-29
November 2014
|
Suwarjono
(ketua umum), Arfi Bambani (sekretaris jenderal)
|
10
|
Hotel
Sunan, Solo, Jawa Tengah
|
24-27
November 2017
|
Abdul
Manan (ketua umum), Revolusi Riza Zulverdi (sekretaris jenderal)
|
Salah
satu hasil Kongres yang penting adalah penghapusan Badan Pengawas Keuangan
(BPK) karena dianggap mubazir, tidak berfungsi sebagai mandat yang diberikan
Kongres sebelumnya.
Pelaksanaan Kongres didahului dengan pelaksanaan Festival Media AJI sepanjang Kamis-Jumat, 23-24 November, di Grha Soloraya, kota yang sama. Salah satu agendanya adalah pendeklarasian Himpunan Media Alternatif Nusantara (HUMAN). Organisasi ini digagas 20 orang anggota AJI. ABDI PURMONO
Pelaksanaan Kongres didahului dengan pelaksanaan Festival Media AJI sepanjang Kamis-Jumat, 23-24 November, di Grha Soloraya, kota yang sama. Salah satu agendanya adalah pendeklarasian Himpunan Media Alternatif Nusantara (HUMAN). Organisasi ini digagas 20 orang anggota AJI. ABDI PURMONO
0 Komentar