Protipe pertama Esemka Digdaya yang dirakit SMK Negeri 1 Singosari. Foto: ABDI PURMONO |
TEMPO.CO, Malang — Ramai-ramai tren mobil Esemka, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Singosari, Kabupaten Malang, ikutan unjuk gigi dengan andalannya: pikap. Sekolah ini menyatakan siap memproduksi truk mini bak terbuka atau pikap seharga Rp 70 juta. Pengerjaannya bekerja sama dengan sekolah-sekolah menengah kejuruan serupa di Indonesia.
"Kami siap memproduksi pikap nasional mulai tahun ini,” kata Agus Sudarto, Kepala Hubungan Masyarakat SMK Negeri 1 Singosari, kepadaTempo di kantornya, Kamis, 5 Januari 2012.
Namun mereka masih menunggu kepastian dari Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selaku pemberi Program Pembelajaran Kewirausahaan Kreatif sejak 2010. Semua bantuan yang diberikan Kementerian Pendidikan berupa komponen dan bahan, bukan dana segar.
Menurut Sudarto, selain SMK Negeri 1 Singosari, ada empat sekolah kejuruan lagi yang mendapat tugas khusus memproduksi mesin, yakni SMK Warga Solo, SMK Muhammadiyah 2 Borobudur (Magelang), SMK Negeri 4 Cilincing (Jakarta), dan SMK Negeri 1 Bekasi. Mereka didukung oleh PT Nasional Motor.
Tiap sekolah ditugasi memproduksi 200 mesin atau total ada 1.000 mesin. Mesin-mesin ini kemudian didistribusikan ke sekolah-sekolah kejuruan yang bertugas membuat pikap. Sekolah di Singosari ini bakal mendistribusikan 200 mesin ke sepuluh SMK di Jawa Timur. "Begitu pula tugas emp`t SMK lagi, sesuai dengan zonasinya,” kata guru di Jurusan Mesin itu.
Targetnya 200 mesin bisa diselesaikan dalam Januari ini agar segera didistribusikan. Harapannya, tahun ini bisa produksi 1.000 pikap nasional. SMK Negeri 1 Singosari dipercaya jadi “koordinator wilayah” Jawa Timur karena mereka telah mampu membuat dan merakit mobil Esemka Digdaya 1.5i.
Mobil itu mirip mobil yang dibuat SMK Negeri 2 Surakarta pada 2009. Mereka mengklaim pada akhir 2010 SMK Negeri 1 Singosari sudah membuat tiga mobil sport utility vehicle (SUV) ekstra kabin dan kabin ganda, ditambah dua unit SUV hasil rakitan dari komponen terurai yang dibeli dari Cina. Jika dirupiahkan, mobil Cina dalam bentuk awal yang masih berupa komponen terurai itu berharga Rp 160 juta per unit.
Tapi Kementerian Pendidikan mencanangkan program industri kreatif pembuatan pikap lantaran harga produksinya jauh lebih murah dan secara teknis lebih gampang dibuat. Pasar pikap juga sangat terbuka. “Target kami, pikap nasional bisa dipasarkan ke desa-desa untuk petani dan pelaku usaha," kata Agus. Soalnya, harga pikap ini bakal lebih murah dari harga pasar pikap-pikap yang selama ini sudah dikenal. ABDI PURMONO
http://www.tempo.co/read/news/2012/01/05/124375601/Lagi-Kenalkan-Pikap-Esemka-dari-Singosari
0 Komentar